Pendidikan Indonesia
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam yang Maha Agung lagi MahaMulia.
Shalawat & Salam semoga slalu tercurah pada utusanNya yang mulia.
Pendidikan, apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar
kata tersebut? Buku, Guru, dll. Bagaimana dengan Pendidikan Indonesia? Beralih ke Indonesia, seringkali kita mendengar tentang
prestasi-prestasi anak bangsa di televise atau membaca dari koran. Namun, tak
kalah sering bahkan terasa lebih sering kasus para pelajar terdengar hingga
terngiang-ngiang di telinga kita. Itulah hitam-putih pendidikan Indonesia.
Kasus-kasus seperti itu adalah sekian dari berbagai masalah pendidikan di
Indonesia. Bisa jadi, hal-hal tersebut deisebabkan kurang tepatnya pendidikan
Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut disebabkan
rusaknya moral pelajar.
Berikut ini, kami mencoba menguraikan masalah dan kesalahan dalam pendidikan di In donesia, yang menjadi tugas pemerintah dan tidak kalah penting menjadi tugas bagi rakyat termasuk kita.
1. Dimulai ketika kita masih kecil , TK, PAUD.
Dulu kita sering sekali diceritakan dongeng-dongeng, cerita rakyat, dsb. Kita
juga dijelaskan bahwa cerita ceita tersebut memiiki pesan moral untuk
diteladani.Namun,apakah pelajaran yang telah kita tangkap seperti yang selalu
dijelaskan kepada kita setelah selesai?
Coba perhatikan! Cerita si kancil apa pesan moralnya? Kita boleh menipu untulk kepentingan sendiri? Moral cerita Roro Jonggrang? Gunakan jin untuk mencapai keinginan? Menipu jika terdesak dan hampir kalah? Itukah,yang kita dapat teladani? Pantas saja banyak manusia Indonesia gemar berbuattipu daya dan kecurangan. Maka, tidak sepantasnyalah cerita-cerita tersebut disajikan kepada anak-anak yang beum bisa berfikir maksimal dan memilah-milah informasi yang masuk.
Coba perhatikan! Cerita si kancil apa pesan moralnya? Kita boleh menipu untulk kepentingan sendiri? Moral cerita Roro Jonggrang? Gunakan jin untuk mencapai keinginan? Menipu jika terdesak dan hampir kalah? Itukah,yang kita dapat teladani? Pantas saja banyak manusia Indonesia gemar berbuattipu daya dan kecurangan. Maka, tidak sepantasnyalah cerita-cerita tersebut disajikan kepada anak-anak yang beum bisa berfikir maksimal dan memilah-milah informasi yang masuk.
2.
Masalah pemerataan pendidikan di Indonesia yang tak kunjung membaik. Hal yang
paling mencolok dari masalah tersebut tentunya akan tertuju pada fasilitas
belajar. Daerah-daerah pelosok yang belum tersentuh oleh perhatian pemerintah
inilah yang mau tidak mau harus segera diatasi. Karena sebenarnya sektor daerah
pedalaman yang masih berkutat pada alam ini sangat potensial untuk dikembangan.
Namaun sayang, karena penananman edukasi
yang tidak maksimal yang hanya gara-gara standard fasilitas yang tidak kunjung
terpenuhi menghambat mereka untuk mengembangkan daerah mereka.
3.
Sistem pendidikan yang menyangkut
kurikulum belajar tidak kunjung menemui titik terang. Semenjak pemerintah baru
kita mencetuskan kurikulum 2013 atau biasa disebut K13 ini selalu mendapat
ProKontra.
Tak ayal lagi kurikulum ini menuntut kita untuk berimprovisasi
dengan mandiri sedangkan guru hanyaa menyimak dan membenarkan tanpa mengarahkan
terlebih dahulu. Masalahnya adalah kebetulan pendidikan antar daerah itu
berbeda-beda. Dan fungsi K13 ini lebih cocok diterapkan di kota alias modern
daripada pelosok yang notabene perlu pemahaman awal. Inilah yang bisa
menghambat perkembangan siswa apabila mereka tidak bisa menyesuaikan diri
dengan kurikulum tersebut.
4. Ham
yang sering disalahgunakan fungsinya. Dari sekian banyak masalah HAM yang
menyangkut pendidikan, pasti masalah tersebut melibatkan konflik antara
guru-murid yang berujung pada orang tua si murid. Namun seringkali gurulah yang
dijadikan kambing hitam atas persoalan ini. Apakh guru mengingatkan muridnya
dengan cara mencubit lengannya melanggar HAM? Bagaiman jika murid tersebut
telah diperingati dengan halus berkali-kali? Maka, kembali kepada pendidkan
awal yaitu orang tua. Bagaimana si murid dididik dalam keluarga, sejauh mana
orang tua memberikan pendidikan karakter & budi pekerti akan menjadi modal
utama bagi anak untuk menerima pendidikan berikutnya.
5. Dan
terakhir, yang paling harus diperhatikan adalah ORIENTASI atau tujuan belajar.
Untuk apa pembelajaran dilangsungkan? Bukan harta & tahta apalagi hanya
sekedar mencari popularitas di kalangan manusia.
Dengan berprinsip bahwa setiap
amal karena & untuk Allah, maka belajar atau menuntut ilmu yang termasuk
amaal juga harus ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Disinilah
pentingnya memperkuat pemahaman & pengalaman agama, supaya tercetak pelajar
yang yang tidak hedonis materialis, tapi generasi yang cerdas & bertaqwa.
Semoga pendidikan diIndonesia semakin baik dan memiliki pelajar yang membanggakan bangsa dan negara.
Semoga pendidikan diIndonesia semakin baik dan memiliki pelajar yang membanggakan bangsa dan negara.
0 comments: