Cerita Unik Nahkoda Republik
Bertempat di atas tanah yang kaya, sebelum lahir pun sudah kaya. Kemilau kekayaan yang memukau negeri timur Cina sampai negeri barat Eropa. Sebelum lahir tanahnya menjadi pasar dagang antar bangsa, Belanda salah satunya. Menguasai Sumatra dan Jawa guna memonopoli kepentingan ekonomi mereka, sehingga menimbulkan kerusuhan, peperangan, perbudakan, dan masih banyak lagi.
Tiga abad sebelum lahir hartanya dirampas, saking kayanya harta itu belum habis hingga saat kamu baca tulisan ini. Tiga abad sebelum lahir kehormatannya diinjak injak oleh dua bangsa, yakni negeri tulip Belanda, dan raksasa ganas dari timur dijuluki negeri sakura dari timur Asia.
Lahirnya pada tahun 1945 dibayar dengan jutaan kepala kehilangan nyawa. Dipimpin oleh Bapak bangsa yang disegani dunia. Banyak tangan yang mengadah ke langit, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa demi kelangsungan hidup negara, agar sang Garuda tetap mengepakkan sayap di cakrawala.
Baru 3 bulan umurnya sudah diserang dari tiga matra oleh persekutuan militer terkuat di dunia, yakni sekutu dan Belanda. Sejarah mencatat bayi berumur tiga bulan mampu mengusir para perampok Eropa dari Surabaya.
Ditengah perang dingin yang panas suhunya, dua kutub politik dunia beradu hegemoni, persenjataan, hingga teknologi luar angkasa. Balita ini mampu menghimpun para negara dunia ketiga, membentuk "poros" baru dengan konferensi Asia-Afrika. Balita ini mampu membawa pembaruan sehingga disegani dunia.
Tahun 1965 disaat tetangganya (Singapura) merayakan kemerdekaan, ia sudah beranjak remaja. Diusia remaja ia dihadapkan dengan kaum merah yang ingin mengganti pancasila. Pada puncaknya mereka membunuh sadis 6 Jenderal dan 1 Perwira dalam semalam. Pembunuhan langka yang tidak terjadi dalam perang dunia bahkan dalam cerita Mahabaratha. Ulahnya yang meresahkan membuatnya dibasmi oleh rakyat dan tentara dibawah pimpinan seorang Jenderal bintang lima dari Yogyakarta. Tubuh kaum merah memang sudah hancur dimakan belatung, tapi ide mereka dilanjutkan oleh orang lain dengan jumlah yang tidak terhitung.
Aparatur sipil negara pernah jaya dimasa hegemoni militer menguasai perpolitikan negara. Partai politik trisula menjadi polemik dibawah pemerintahan Presiden kedua. Meroketnya perekonomian membuat rakyat merasa tenteram dan nyaman. Dibalik itu, ada kepentingan licik demi berkuasa lebih lama dari yang seharusnya.
Tahun 1998 terjadi gejolak luar biasa dari seluruh nusa berpusat di Jakarta. Etnis Tionghoa ditindas, dirampas, dan diperkosa. Banyak demonstran dan mahasiswa kehilangan nyawa. Rakyat menuntut Presiden kedua turun tahta dengan harapan lahirnya era baru yang mampu membawa negara semakin maju.
Presiden kedua turun tahta, Presiden ketiga naik tahta. Seorang teknokrat berani yang belajar di negeri Nazi. Belajar fisika didampingi istri tercinta, kisah cinta mereka sangat romantis membuat hati para jomblo teriris, kemudian pulang ke tanah kelahiran dengan niat tulus dan ikhlas membangun bangsa. Duduk di kursi Presiden 500an hari tidak boleh hanya dilihat dengan mata kiri. Timor Timur lepas menuai banyak kritikan keras lagi pedas. Habis masa kuasa tak tergoda olehnya untuk lanjut berkuasa.
Seorang anak Kyai cucunya Allahyarham Hadratus Syaikh K.H.Hasyim Asy'ari, sosok ulama dan umara tergabung dalam satu kepala. Seorang politikus langka, ia bisa duduk manis dihadapan lawan politiknya. Dibawah pemerintahannya, agama baru diresmikan, sehingga ia begitu dihargai oleh kaum Tionghoa. Banyaknya pembisik yang mengekor, membuatnya mengotak atik ABRI menjadi hampir eror. Turunnya dia dari kursi karena banyak kontroversi, dia tau yang terbaik untuk bangsa ini.
Presiden wanita pertama anak Presiden pertama naik tahta. Partai bantengnya besar dan berkuasa. Saking berkuasanya banyak polemik timbul di dalamnya. Banyak aset berharga milik negara dijualnya. Dia kalah dengan putra Pacitan saat pemilihan.
Seorang Jenderal bintang tiga berkuasa hingga periode kedua. Seorang purnawirawan militer yang dekat dengan Amerika. Diawal pemerintahannya seolah alam tidak rela, sehingga banyak terjadi bencana mulai dari banjir, gempa, hingga tsunami di ujung pulau Sumatra (kota kelahiran penulis). Sebagai pendiri partai biru ia punya banyak cerita haru. Bagaimana tidak, kiprahnya sebagai politikus ia dikelilingi banyak tikus. Para tikus berdasi itu bersarang di partainya sendiri, sehingga banyak yang terserat kasus korupsi. Dikenal keras terhadap korupsi, tapi bawahannya sendiri yang menggerogoti partainya saat dia duduk di kursi tertinggi di Republik ini. Dua periode berkuasa, negara ini seperti autopilot saja, banyak polemik menarik, tapi tidak membuatnya terusik. Banyaknya subsidi hingga rakyat berpikir dia baik hati. Masa berkuasa usai, ia turun dengan damai.
Presiden ketujuh naik tahta dengan penuh senyuman di muka, sebelumnya dia duduk di kursi walikota dan gubernur Jakarta. Hingga saat ini banyak musuhnya karena suka berhutang dan menambah masalah negara. Proyek infrastruktur dibangun dan diatur agar rakyat makin makmur.
"Dia makan nangka awak kena getahnya", begitu kata pepatah Melayu lama, dikontekskan menjadi "kebakaran hutan negeri sendiri, negara tetangga gak bisa lihat matahari". Kebakaran raksasa di pulau sumatra membuat tetangga yakni Malaysia dan Singapura hampir tidak disinari sang surya. Kebijakan nyeleneh seolah jadi ciri khas pemerintahannya. Banyak penggiringan opini terjadi, berita dari media seperti auman singa. Serangan teroris terjadi tiap tahun, PKI jadi hantu yang menakutkan dan lain sebagainya. Banyak yang masih ingin penulis bahas tapi penulis takut pembaca semakin panas. Penulis harap pembaca bisa dewasa dalam menyikapi tulisan ini.
Terima Kasih
0 comments: