Kecerdikan Para Dokter #2
Keesokan harinya Ar Razi membawa dua bejana itu kepadanya, Ar Razi berkata, “telanlah seluruh isi dua bejana ini!!”
Namun, orang itu hanya menelan sedikit saja dan kemudian berhenti.
“Telan semuanya!” desak Ar Razi.
“Aku tidak bisa!” jawabnya.
Ar Razi lantas menyuruh para pembantunya, “pegang dia dan berdirikan dia!”
Mereka langsung melakukan perintah Ar Razi. Mereka memegangnya dan kemudian membuka mulutnya. Kemudian Ar Razi menghampirinya dan menjejalkan lumut itu ke dalam kerongkongannya lalu menekannya dengan keras. Kemudian Ar Razi menyuruh agar di menelannya seraya mengancam bila tidak ditelan dia akan memukulnya. Orang itu terpaksa menelan seluruh isi satu diantara dua bejana itu seraya berteriak minta tolong.
Akhirnya dia bisa muntah. Setelah itu Ar Razi memeriksa apa yang dimuntahkannya. Ternyata diantara muntahannya itu terdapat gumpalan darah. Jadi, begitu lumut itu telah sampai di tempat gumpalan darah, lumut itu langsung berada di sekelilingnya dan darah pun meninggalkan tempatnya lalu menyatu dengan lumut yang kemudian dimuntahkan. Orang itu lantas bangkit dalam keadaan sehat wal afiat.
Daging Anjing Sebagai “Obat” #2
Ali ibn Hassan Ash Shaidali bercerita kepada kami :
Waktu itu kami mempunyai seorang pembantu baru. Tiba tiba dia merasa perutnya sangat sakit tanpa ada sebab yang diketahuimya. Rasa sakit itu rupanya sangat menyiksanya sepanjang waktu hingga nyawanya nyaris tak tertolong. Nafsu makannya jauh bekurang dan badannya menjadi kurus. Lalu dia dibawa ke tempat al Ahwaz dan diobati dengan berbagai macam obat. Namun begitu, rasa sakitnya juga tidak kunjung reda. Akhirnya dia kami pulangkan kembali ke rumahnya dalam kondisi nyaris tidak mempunyai harapan lagi.
Pada suatu saat, seorang tabib lewat di depan rumahnya lalu diberi tahu tentang kondisinya.
“Jelaskan kepadaku tentang keadaanmu sebelum sakit”, kata tabib itu.
Lalu dia pun bercerita, “aku pernah masuk ke satu kebun yang di dalamnya terdapat kandang sapi. Di kandang itu terdapat banyak buah delima yang siap dijual. Aku lantas memakannya dalam jumlah yang cukup banyak”, tuturnya.
“Bagaimana cara kamu memakannya??”, tanya tabib
“Saat itu aku menggigit bagian atas delima terlebih dahulu dengan mulutku dan kemudian membuangnya, kemudian aku mengupasnya sepotong sepotong dan aku makan”.
Tabib berkata “ besok aku akan datang ke sini untuk mengobatimu, dengan izin Allah penyakitmu akan segera sembuh”.
Pada esok harinya, tabib itu datang dengan membawa sebuah periuk lengkap dengan daging anak anjing gemuk yang sudah dimasak. Tabib itu berkata kepadanya “makanlah ini!!”,
“Apa ini??”, tanya orang itu.
“Jika kamu telah memakannya, maka aku akan memberitahukan kepadamu”, jawab tabib
Pasien itu pun lantas memakannya, setelah itu tabib berkata kepadanya, “makanlah sampai kenyang”
Begitu pasiennya telah menyantap makanannya sampai kenyang, si tabib berkata, “apakah kamu tahu apa yang kamu makan??”
“Tidak”, jawabnya
Lalu tabib memberitahukan kepadanya, “yang kamu makan tadi adalah daging ajing”
Karena kaget, pasien itu suntak memuntahkannya, sementara tabib terus memperhatikan muntahannya hingga pasien itu mengeluarkan sesuatu berwarna hitam seperti biji yang bergerak gerak. Tabib langsung mengambilnya dan berkata, “ angkat kepalamu, sekarang kamu sudah sembuh!”
Setelah pasiennya mengangkat kepalanya, dia meminumkan sesuatu untuk menghilangkan rasa mual, lalu menyiramkan air bunga mawar ke wajahnya. Kemudian memperlihatkan kepadanya apa yang telah jatuh tadi. Ternyata yang selama ini membuat perutnya mual adalah sebuah kutu binatang. Setelah itu, tabib berkata kepadanya, “sesungguhnya di tempat buah buah delima itu terdapat kutu kutu binatang, tepatnya kutu sapi, dan salah satunya menempel dibagian atas buah delima yang kamu makan itu lalu hinggap di mulutmu. Setelah itu kutu tersebut turun ke kerongkongan lalu masuk ke dalam lambungmu yang kemudian diproses bersama makanan. Dari sini aku tahu bahwa kutu binatang itu menyatu dengan daging anjing . Meskipun demikian jika dugaanku ini salah, maka apa yang kamu makan tidak akan membahayakanmu, tapi ternyata dugaanku benar. Jadi, jangan sampai kamu memasukkan sesuatu yang tidak kamu ketahui apa yang ada di dalamnya. Semoga Allah memberimu taufiq”. The end guys.
…………………………………………………
Kali ini penulis merampungkan ceritanya, karena ada seseorang yang berkata kepada penulis melalui seorang perantara, gini katanya “nek kamu temenann kasih tau jangan bikin cerita potong2 bersambungg gregedddd huhu”. Penulis tidak kenal siapa dia, but i say “hy” to you girl/boy.
Syukran, Xie Xie, see you next part……..
0 comments: