An An #2

07.18 Panitia TBZ 1 Comments




By : Xiauqighufran


Kalau kamu lihat seorang laki laki yang memberi perhatian lebih terhadap seorang perempuan seperti mengajaknya jalan jalan, memberinya bunga, menyanyikan lagu kesukaannya, percayalah bahwa perempuan itu kekasihnya. Tapi kalau kamu melihat seorang perempuan yang mencintai dan menyayangi seorang laki laki, dan perempuan itu rela berkorban apapun demi laki laki itu, percayalah bahwa perempuan itu ibunya.

Perempuan, dari rahimnya kita lahir, dengan cinta dan kasih kita tumbuh, dengan doanya kita menjadi seperti sekarang. Perempuan yang dimaksud adalah ibu. Ibu tidak sendirian berjuang, ada ayah yang setia menemani dan membantu, ibu butuh ayah, ayah pun butuh ibu, kolaborasi manis yang fantastis. Namun siapa yang paham akan detail kita ??, pastilah ibu.

Tentang peran ibu dicukupkan sampai disini. Orang dungu bilang perempuan itu lemah, mengapa demikian??, karena otak orang dungu tidak memiliki analisis tajam tentang perempuan. Zaman dulu pekerjaan peremuan hanya di "sumur", "dapur," dan "kasur", sekarang wilayah gerak perempuan lebih luas. Ada yang jadi akuntan, tentara, polisi, bahkan perdana menteri yang menahkodai negeri.

Perempuan mungkin terlihat lemah secara fisik, ingat! hanya terlihat saja. Fisik perempuan itu kuat, sangat kuat. Menyapu rumah, mengepel, mengelap meja, memasak, mencuci piring, belanja ke pasar, merawat bunga di halaman agar senantiasa enak dipandang, itu semua pekerjaan perempuan, semua itu sangat sangat menguras waktu dan tenaga. Penulis pernah melakukan itu semua dalam sehari, pinggang rasanya hampir patah!.

Secara logika, kalau fisik perempuan lemah apa sanggup ia melakukan itu semua??. Belum lagi tanggung jawabnya terhadap suami. Penulis tidak tahu menahu tentang kehidupan seorang perempuan yang sudah menikah, yang pasti sangat berat dan rumit, kekuatan mental sangat dibutuhkan.

Bicara kekuatan mental, perempuan pemegang medali. Bayangkan seorang perempuan yang berpendidikan tinggi punya cita cita tinggi, setelah berumah tangga hanya di rumah saja merawat anak dan suami, cita cita tinggi terkubur dalam-dalam setelah menikah. Bila mental perempuan lemah, apa sanggup ia menjalani hidup yang demikian??. Itu lagu lama tentang perempuan.

Lain padang lain belalang, lain zaman lain pula keadaan. Demikian juga perempuan, dulunya cuma di rumah sekarang bisa bertitah. Emansipasi wanita mengangkat derajat perempuan. Penulis tidak membahas banyak tentang emansipasi wanita.

Sekarang perempuan sudah eksis di berbagai lini kehidupan. Banyak orang melihat miris perempuan yang tidak menjaga kehormatan. Pembaca mesti tau bahwa perempuan itu mulia, tapi sekarang mereka sendiri yang membuang kemuliaan itu (bagi sebagian kalangan perempuan sahaja).

Banyak orang kagum dengan perempuan yang mampu menjaga diri ditengah zaman yang ngeri. Perempuan yang demikian adalah perempuan yang kuat zahir dan batin, mengapa??, karena pasti ada gejolak hasrat didalam diri untuk melakukan kebebasan, tapi ia lebih memilih menjaga kemuliaan. Menahan keinginan untuk bebas di masa muda membutuhkan mental sekokoh baja. Dalam hal ini perempuan pemegang juara dibanding jenis yang satunya.

Seperti pengawal raja, seorang pengawal mesti punya keinginan untuk hidup bebas di luar sana, tapi ia memilih mengabdikan hidup demi keamanan raja, kalau raja aman rakyat pun tentram.

Diibaratkan pengawal itu perempuan, raja itu kehormatan. Jadi perempuan yang menjaga kehormatan dipandang tinggi derajatnya oleh banyak kalangan sebagaimana mereka memandang tinggi derajat si pengawal. Karena posisinya tinggi, ada yang berani macam macam dengan pengawal raja??, demikian juga dengan perempuan.

Sedikit opini penulis, mungkin terasa tidak manis, dan terkesan "malah ngandani". Seseorang meminta penulis menuangkan pikiran tentang An An ini, itulah sebab part 2 ini terbit. Perempuan secara umum adalah makhluk asing di kehidupan penulis sekarang. Wawasan penulis tentang perempuan sangat minim, karena hubungan penulis dengan perempuan sangat tidak interaktif, makanya tulisannya jadi gini. Bagi ladies pembaca mohon maaf bila ada kalimat yang menyinggung hati.

Terima kasih

You Might Also Like

1 komentar: