Hidup Seumpama Air
Oleh : Arahsya
(Ariq Ahnafalah Syakban)
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Q.S. Al-Kahfi ayat 45Ùˆَاضْرِبْ Ù„َÙ‡ُÙ…ْ Ù…َّØ«َÙ„َ الْØَÙŠٰوةِ الدُّÙ†ْÙŠَا ÙƒَÙ…َآØ¡ٍ Ø£َÙ†ْزَÙ„ْÙ†ٰÙ‡ُ Ù…ِÙ†َ السَّÙ…َآØ¡ِ
"Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit.
Sebuah perumpamaan indah yang Allah sampaikan melalui firmannya. Perumpamaan kehidupan dunia bagai air yang Ia turunkan dari langit-Nya.
Mengutip pendapat Imam Al Qurtubi, ada beberapa poin penting yang perlu kita garis bawahi. Beliau menuturkan mengapa kita harus belajar dari air dalam menghadapi kehidupan dunia ini.
Yang pertama, yang perlu kita ketahui adalah air tak pernah setia pada suatu tempat. Ia selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Ketika ada air disebuah gelas, lalu gelas itu tersenggol, maka sudah barang tentu air itu akan tumpah. Tidak mungkin air itu bertahan diri didalam gelas.
Begitupula kehidupan dunia. Dunia tidak akan pernah setia pada kita. Sesuatu yang ada dikantong kita saat ini, pasti akan pergi meninggalkan diri. Dikala kita punya beberapa lembar uang, disaat yang bersamaan kita punya kebutuhan yang harus mengorbankan lepasnya lembaran itu dari genggaman.
Maka dari itu, jangan terlalu mengejar dunia. Karena ia tak setia pada tuannya.
Yang kedua, air selalu mudah menguap. Entah seberapa kadar air tersebut, tapi lama kelamaan air itu akan semakin berkurang karena menguap.
Tak jauh beda dengan dunia. Kekayaan dunia yang kita miliki hari ini, mungkin tiada berharga dimasa yang akan datang. Saat kita memiliki barang dengan nilai jual tinggi disaat ini, mungkin barang itu ditahun yang akan datang tiada berarti.
Hari ini kita boleh berbangga dengan kendaraan yang ratusan juta. Hari ini kita boleh berbangga dengan gadget yang kita punya. Hari ini kita boleh berbangga dengan jabatan yang kita kuasa. Tapi, ingat mungkin sepuluh tahun yang akan datang, tetangga kita saja menolak ketika kita tawarkan harta itu padanya.
Maka ingatlah... dunia takkan selamanya sesuai dengan apa yang terjadi pada hari ini. Hakikatnya dunia lama kelamaan akan kehilangan harga dirinya.
Yang ketiga, ketika kita terlalu asyik bermain air, pasti tubuh kita akan terbasahi. Tak mungkin orang yang bermain air tanpa terbasahi olehnya.
Begitu pula dengan dunia kita. Ketika kita terlalu sibuk memikirkan dunia, maka kita akan terlena. Dunia akan menyita perhatian kita dan merampok semua yang menjadi bekal kita bertemu sang kuasa.
Ketika seseorang telah terlena akan dunia, dia berani meninggalkan kewajibannya. Tak sedikit dari kita yang rela meninggalkan shalat hanya karena bermain game. Rela begadang tanpa memikirkan waktu subuhnya. Naudzubillahi min dzalik.
Dan pesan imam Al-Qurtubi yang terakhir adalah. Ketika kita memiliki air secukupnya, maka air itu akan bermanfaat. Ketika seseorang memiliki air satu bak, maka air itu bisa berguna untuk mandi, membersihkan kotoran, dan sebagainya.
Tapi, dikala kita memiliki air yang berlebihan, maka air itu takkan bermanfaat. Bahkan dengan air yang berlebihan, kegiatan kita akan terhambat.
Semisal ketika banjir datang. Banyak air yang kita miliki. Tapi dengan banyaknya air itu, kita akan terhambat dalam beraktifitas.
Begitupula ketika kita terlalu mengejar dunia dan harta. Maka harta itu akan menenggelamkan kita. Kita akan lupa bahwasannya dari harta kita itu banyak yang menjadi hak orang lain. Dan yang terpenting ketika kita telah terjerumus dalam jurang tersebut, maka kita akan jauh dari syukur dan sifat qonaah.
Berbeda dengan mereka yang pas pasan. Karena orang yang memiliki harta sedikit, biasanya mereka lebih syukur dan mampu menggunakan hartanya dengan sebaik-baiknya.
Demikian beberapa poin penting yang disampaikan oleh imam Al-Qurtubi mengenai Q.S. Al-Kahfi ayat 45. Semoga kita sebagai pelakon dunia, dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya persiapan.
Barakallahu fikum
0 comments: