Berkaca Pada Musa A.S.

22.18 Panitia TBZ 0 Comments

 

   Rahimallahu akhi musa, " Semoga Allah merahmati saudaraku, Musa.", itulah kalimat yang terucap dari lisan insan paling mulia sejagad raya, sepanjang masa kala ia disakiti. Laqad udziya akbara mimma udziitu fashabara, " Sungguh ia telah disakiti lebih sakit daripada aku (Muhammad) disakiti, lalu ia bersabar." Begitulah motivasinya agar terus melaksanakan tugas dakwah yang diembannya meski rintangan menghadang,membentang dihadapannya. Sakit, perih dirasa namun ia tak boleh menyerah dan berhenti. Begitulah sang nabi mengajari kita bersabar. Dengan belajar dari kesabaran para pendahulu, dari kisah mereka yang tercatat dengan tinta emas sejarah.
 Ialah Musa. Seorang nabi yang mengemban tugas besar untuk mendakwahi Fir'aun, raja Mesir yang dzalim lagi sombomg. Yang mengaku-ngaku sebagai tuhan rakyatnya《1》. Namun, beda Muhammad beda Musa. Jika Muhammad memiliki lisan yang fasih dan menguasai berbagai dialek bangsanya, maka beda dwngan Musa yang lisannya terbata bata. Ia memohon pada Rabb nya agar diangkatnya Harun, saudaranya sebagai nabi pendampingnya yang lebih fasih berbicara《2》. Ditambah lagi kenyataan bahwa dia pernah hidup dilingkungan keluarga fir'aun 《3》dan dosa masa lalunya ketika ia tak sengaja membunuh orang Qibthi yang berseteru dengan saudara sebangsanya《4》, semakin membiatnya getar dan takut akan dicela, dicerca, bahkan disiksa.
   Tak hanya sampai disitu, ketika fir'aun dan bala tentaranya telah ditenggelamkan oleh Allah dan bani Israel terbebas dari cengkeraman Fir'aun, ia mendapat tugas baru untuk memimpin dan membimbing mereka. Namun, memimpin anak keturunan Yaqub bin Ishaq ini tidaklah mudah. Ketika Musa terpamggil untuk menerima wahyu selama 40 malam, Bani Israel malah berpaling dan menyembah patung sapi buatan Samin《5》. Sungguh mengherankan, sebuah umat besar keturunan seorang nabi lepas kendali ketika ditinggal nabinya pergi. "APAKAH TERLALU LAMA ???" tanya Musa dengan geram ketika kembali dan mendapati kaumnya durhaka《6》.
   Dan lagi, ketidak bersyukuran mereka terhadap nikmat dan keutamaan yang diberikan Allah kepada mereka. "Wahai Musa!", protes mereka. " Kami tidak tahan jika makanannya semacam. Mintalah tuhanmu untuk mengeluarkan untuk kami apa apa yang ditumbuhkan bumi; sayur-sayuran, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merahnya."《7》. Padahal Allah telah menurunkan bagi mereka mann dan salwa yqng istimewa. Mann, menurut para ulama adalah sejenis madu yang, begitu manis, lembut dan sejuk. Adapun salwa, sejenis burung puyuh. Keduanya adalah nikmat yang istimewa yang diberikan Allah kepada mereka. Namun itulah bani Israel yang suka ngeyel dan membantah. Sudah diberi ini menta itu, tidak bersyukur malah kufur. Akhirnya ditimpa kemiskinan dan kenistaan karena murka Allah terhadap sikap mereka yang demikian itu.《8》
   ***
   Itulah beberapa ujian yang dialami oleh Nabiyyullah Musa 'Alaihissalaam yang mampu kita sebut pada tulisan yang singkat ini. Masih ada kisah-kisah lain yang menceritakan tentang betapa berat perjuangan Musa dalam mengemban amanah Rabbnya untuk membimbing bani Israel. Seperti kisah ketika mereka diperintahkan memasuki tanah suci yang ditetapkan Allah untuk mereka tapi mereka membangkan dengan segenap alasan dan mereka berkata. "Wahai Musa! Pergilah bersama tuhanmu dan berperanglah berdua. Kami akan duduk disini menanti." Sungguh lancang apa yang mereka katakan terhadap Rasul Allah yang diutus kepada mereka.
   Jadi, masihkah kita merasa paling sengsara ketika mendapat ujian, merasa paling nestapa kala menerima cobaan, atau merasa paling nelangsa ketika ditimpa musibah? Maka, mari berkaca pada mereka yang tetap teguh mengemban amanah meski diterjang badai cobaan dan ujian.
《1》QS.26:18                   《2》QS.28:38
《3》QS.28:34                   《4》QS.28:33
《5》QS.02:51                   《6》QS.20.86
《7》QS.02:61                   《8》QS.02:61

☆M. Ihsanuddin A. A☆

You Might Also Like

0 comments: