Dibalik Kemenangan

03.06 Panitia TBZ 0 Comments


By : Shi Au Kii

Kekaisaran Negeri Matahari Terbit berhasil menundukkan semenanjung Korea untuk bertekuk lutut. Mereka berhasil masuk ke Negeri Ginseng itu setelah menggempurnya selama ber bulan bulan. Kabar kemenangan ini disambut baik oleh rakyat Jepang. Apa yang sudah diusahakan oleh Kaisar dan seluruh tentara sudah berbuah manis.

Dibalik kemenangan perang ada kematian yang tidak dapat di elakkan, hampir seperempat tentara Kekaisaran mati dalam pertempuran itu. Tidak semua mayat bisa dibawa kembali kepada keluarganya karena biayanya sangat mahal, Kekaisaran tidak sanggup memberi subsidi untuk itu, walaupun menang, sudah banyak uang negara terkuras untuk perang.

Seorang tentara bersedih melihat mayat rekan seperjuangannya tergeletak dibawah pohon cemara dengan penuh luka, dia mengingat kembali kenangan indah yang mereka lalui selama hidup bersama di kemiliteran. Sebelum menguburkannya dia menemukan secarik kertas yang berisikan surat yang ditujukan untuk istrinya. Saat kembali ke Jepang, dia mendatangi istri rekannya tersebut dengan membawa berita duka dan memberikan surat yang ia temukan didalam kantong seragam temannya tersebut. Sang istri menangis mendengar kabar itu, tentara itupun pamit pulang.

Sang istri tidak langsung membaca surat tersebut, ia lebih memilih menenangkan diri terlebih dahulu. Keesokan harinya sang istri meski masih dalam keadaan berduka ia merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuka surat dari suaminya itu. Sinar mentari dan secangkir teh menemaninya dipagi itu, tidak ada wagashi yang terhidang diatas meja karena ia bukan dari keluarga kaya.

Sang istri menarik nafas dalam dalam, perlahan dibuang. Kemudian surat itu dibuka.

Istriku…
Mengapa kamu menangis??, sedangkan aku saja tidak menangis
Aku hanya bisa mengasihani diri sendiri bahkan aku tak tau apa yang salah denganku.
Jika kita bersama, hari ini akan menjadi hari yang berharga bagi kita berdua.
Aku tidak tau apakah aku masih punya kesempatan untuk dapat bersamamu lagi.
Melihatmu tertawa dan tersenyum bahagia, itu yang ingin selalu kulihat.
Kamu yang lembut seperti bunga matahari dan segala kehangatannya.
Seharusnya kita bertemu kembali ketika negeri ini berhasil membuat musuh bertekuk lutut, saat musim semi ketika bunga aprikot dan apel bermekaran, kawanan lebah mengambil serbuk sari dari bunga pir, seekor kumbang melubangi kayu untuk bertelur, kupu kupu beterbangan di taman bunga, burung gereja berkicau seolah bernyanyi untuk kemenangan Negeri.
Tetapi kita harus berpisah seperti pohon maple yang menrontokkan daunnya ketika dihembus angin musim gugur.
Apakah karena perpisahan ini cintamu padaku akan gugur seperti itu juga??.
Kita sering bersama sama melihat jauh ke masa depan.
Aku selalu percaya masa depanmu akan jauh lebih baik dengan cara ini.
Apakah aku masih memiliki sedikit kesempatan untuk dapat bersamamu??
melihatmu tertawa dan tersenyum bahagia, itulah yang ingin kulihat.
Kamu yang lembut seperti bunga matahari dan segala kehangatannya.
Karena itu, aku ingin sampaikan bahwa disini sekarang aku sudah menemukan kebahagiaan sejati.

Setelah membacanya sang istri tertegun, kemudian menangis sepanjang hari.

Selesai

kamu jangan ikutan nangis juga ya😉.
Sekian dan Terimakasih

You Might Also Like

0 comments: