Bunga Sakura

19.41 Panitia TBZ 0 Comments


By : Shi Au Kii


Dengan berat hati hari itu aku berpisah dengannya. Musim gugur yang indah terasa buruk, langit cerah terasa suram, hangatnya hari terasa dingin, taman yang indah di tepi sungai serasa hampa tak bermakna, diriku serasa tidak bisa berbuat apa apa. Dia memelukku untuk terakhir kalinya ditengah bunga sakura yang jatuh berguguran.

"Aku tidak akan melepaskanmu, aku butuh sandaran", gumamku dalam hati, tapi entah kenapa tanganku dengan mudah melepaskannya begitu saja. Dia mengucapkan salam perpisahan kepadaku, kemudian melambaikan tangannya dan pergi, terlihat matanya berkaca kaca menahan air mata. Musim gugur itu terakhir kali aku melihatnya. Sepasang kelinci putih berlarian di atas hijaunya rumput taman, kemudian masuk ke dalam liang.

Rambut panjangku melambai lembut ditiup angin, aku berdiri mematung dan tidak tau harus berbuat apa, sekuntum bunga sakura jatuh mengenai pipi kiri membuyarkan lamunanku. Aku melangkahkan kaki ke stasiun, ramainya jalanan terasa hampa bagiku, orang orang sibuk dengan urusannya sendiri. Shinkansen melaju sekencang peluru mengantarkanku ke stasiun minami. Aku pulang ke rumah melewati tepi sungai kecil yang mengalir lembut, sebelum dibekukan oleh musim dingin.

Aku duduk termenung menatap dunia luar dari jendela, sinar matahari masuk menerangi sebagian kamarku, air mataku perlahan menetes. Aku menangis sepanjang hari mengingat kepergiannya hari itu, hatiku sakit hingga panas tubuhku naik.

Sejenak flash back, dulu aku seorang perempuan penakut, aku menakuti hal hal yang tidak perlu ditakutkan. Aku gampang khawatir, aku khawatir untuk mengambil resiko. Hidupku tidak berkembang, badanku memang bergerak tapi pikiranku terpaku, mimpiku tinggi tapi aku tak mampu berkorban untuk diri sendiri. Aku pernah berpikir untuk bunuh diri karena aku tau aku tidak punya masa depan, tapi aku takut melakukannya. Hidup susah, mati pun tak mau.

Semenjak aku mengenal dia hidupku berubah, pikiranku terbuka, aku menjadi lebih berani mengambil resiko. Aku belajar banyak hal darinya tentang kehidupan. Semakin kesini aku merasakan hidup ini menjadi jauh lebih baik dari hari ke hari, sekolah menjadi lebih menyenangkan, pelajaran di kelas selalu kurindukan. Aku menyelesaikan semua masalahku dengan kepala dingin.

Semakin aku mengenalnya timbul perasaan aneh didalam dadaku, rasa yang tidak pernah kurasakan dihari hari sebelumnya. Apakah aku menyukainya??, pertanyaan itu muncul didalam benakku. Aku bingung ada apa dengan diriku, muncul rasa senang bila melihatnya, setiap kali berpisah aku ingin segera bertemu lagi, namanya selalu terdengar indah ditelinga. Di tengah musim semi saat bunga sakura mekar diseluruh negeri, aku jatuh cinta!!.

Dalam kehangatan musim semi yang menyelimuti, aku bingung harus berbuat apa, kupendam perasaaanku didalam dada, pikiranku kembali jernih bila mengingatnya. Seiring waktu berjalan aku merasakan suatu vibrasi yang sama darinya, seolah memberi sinyal kepadaku bahwa dia merasakan hal yang sama. Benar saja dia menyukaiku, aku tau dari teman dekatnya. Berarti kami saling jatuh cinta??, ya benar kami saling jauh cinta. Pikiran itu mewarnai kepalaku berhari hari, senangnya hati ini. Perasaan yang kupendam selama ini sedikit demi sedikit terlihat olehnya, dia tau aku menyukainya. Kami tidak berpacaran dan berjanji akan menikah suatu saat nanti. Hari demi hari kujalani dengan senang hati sampai hari ini datang.

Hari ini hatiku hancur berkeping keping, dia pergi entah kapan akan kembali.
Hujan turun membasahi bumi, tangisku terhenti karena mengingat hal itu. Aku harus bangkit, ini bukan akhir dari segalanya. Aku menulis selembar surat, sebatang pena dan secarik kertas menemaniku malam itu.


Dear You,

"Kelopak bunga sakura jatuh berguguran memeluk setiap perasaan yang berdebar.
Mimpi bersamamu di musim semi yang kuharapkan itu kini bahkan masih terlihat, bunga sakura masih bertebaran"

"Dari kereta aku dapat melihat bayangan kita di hari itu, di jembatan besar yang kita lewati saat musim semi. Waktu kelulusan pun datang, dan kau meninggalkan kota ini. Di tepian sungai yang penuh warna, aku mencari hari itu."

"Kita memilih jalan masing-masing untuk
membawa musim semi menuju akhir.
Masa depan yang mekar sempurna
membuatku merasa tergesa-gesa.
Di balik jendela kereta yang melaju, bunga sakura pun terbayang samar.
Suaramu tersimpan di dalam hatiku
dan aku dapat mendengarnya"

Musim semi berbicara kepada kota,
"tahun ini bunga sakura akan membuka kuncupnya lagi".

"Nanti aku melewati hari-hari tanpa dirimu,
bahkan aku juga sudah tambah dewasa.
Dengan begitu, apakah aku akan melupakan segalanya??
"Aku benar-benar mencintaimu"
Aku mencoba meraih bunga sakura,
sekarang perasaanku terbungkus di dalam musim semi."

"Bunga sakura jatuh berguguran, memeluk setiap perasaan yang berdebar.
Hari yang kumimpikan dalam musim semi yang jauh itu.
Kini telah menghilang di udara."

Me.

Surat yang kutulis untuk melampiaskan kesedihanku, akankah surat ini kulayangkan padanya??. Aku berharap bertemu dengan takdir baik suatu saat nanti, bertemu dengannya dan memulai hidup bersama.

Jam dinding menunjukkan pukul 23.15, sudah saatnya aku tidur, istirahat untuk menghadapi hari esok dengan semangat. Sebelum tidur aku sejenak berdamai dengan pikiranku kemudian aku tertidur pulas sepanjang malam.


Thanks.

You Might Also Like

0 comments: