Belajar dari Kegelapan

01.48 Panitia TBZ 0 Comments

Oleh : Arahsya
(Ariq Ahnafalah Syakban)



Belajarlah dari kegelapan yang setia pada diri kita

   Terkadang manusia lupa akan kegelapan. Mereka terlena akan cahaya yang menimbulkan ketertarikan. Padahal, tiada yang tau seperti apa isi dibalik daya tariknya yang menawan.
   Melihat seseorang jangan hanya dari penampilan, tapi yang terpenting adalah isi hati seseorang. Banyak manusia yang hanya ingin mencari muka didepan kita, tapi hatinya busuk adanya.
   Begitulah sikap mereka. Mereka bagai cahaya yang ada didepan kita. Kita merasa dirinya tak ada tandingannya. Kita sanjung namanya hingga terbang mengangkasa. Karena kita merasa hanya dirinyalah yang membuat hati bahagia.
   Namun dibalik itu semua, sebenarnya ada yang lain yang lebih setia. Ia ada bukan memuaskan nafsu belaka, tapi dia ada untuk kebaikan diri kita.
   Tapi, apa yang kita gelarkan pada dirinya? Kita tak sedikitpun menghargai jasanya. Kita bilang dirinya hanyalah sampah belaka. Karena kita merasa terganggu ketika dia datang mengingatkan diri yang terlupa.
Ia bagaikan bayangan. Yang kekuasaanya dicuri oleh cahaya. Dia tak mau menampakkan diri, karena dia memang ada bukan untuk mencari simpati.
   Ketika cahaya itu sedang dekat dengan diri, ia semakin menjauh. Karena tak mau mengganggu diri yang sedang bermesra dengan cahaya. Kegelapan itu adalah bayang-bayang. Sungguh ikhlasnya ia pada diri manusia.
   Tapi, lihatlah sahabatku! Siapa yang pertama kali datang dikala cahaya itu pergi? Siapa yang pertama kali memeluk diri dikala cahaya menghianati? Siapa yang datang dengan ikhlas datang melunakkan hati kita yang telah keras?
   Kegelapan....
   Dialah yang datang dengan kesetiaan. Ia datang membawa harapan. Ia mendekap hati yang butuh tempat bersandar.
   Disitulah, kita baru tersadar. Siapa yang sebenarnya setia pada diri kita? Kita menyesal, selama ini telah mengabaikan yang kita butuhkan.
   Dan itulah kegelapan. Yang tak kenal lelah mengawal diri untuk kembali. Kembali pada jalan ilahi. Kegelapan yang tak pernah meyerah demi kebaikan diri. Karena kegelapan lillah dalam menjaga diri dari siapapun yang memiliki niat keji.
   Itulah perumpamaan seorang sahabat dalam hidup ini. Sahabat yang setia bukanlah sahabat yang hanya memuaskan nafsu balaka. Tapi, sahabat sejati adalah ia yang tak kenal lelah dan tak pernah menyerah dalam mengingatkan diri dalam kebaikan. Karena sahabat sejati selalu LILLAH dalam perjuangan.
   Wallahu a'lam bisshawaf...

You Might Also Like

0 comments: