Memposisikan Ilmu Sebagai 'Gebetan'
Oleh : Pawang Elang
Menuntut ilmu itu berat,tapi kita harus kuat
saking beratnya Yahya bin Abi Katsir rahimahullah, beliau berkata,
ولا يستطاع العلم براØØ© الجسد
“Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai”
Jadi kalo kita merasa santai apalagi kayak di pantai,atau malah keringat saka enggan keluar, keseriusan kita dengan si ilmu patut dipertanyakan (???).Berangkat ke majelis ilmu, pulang, apa yang kita bawa, jangan-jangan hanya suatu kesia-sian yang hqq.memang, kadang kita merasa ilmu kita sudah cukup, sehingga kita malah bermalas-malasan dan lebih sering berkutat dengan gawai,imam syafi'i rahimahullah berkata "tidak mungkin penuntut ilmu orang yang pembosan" maka jangan bosan dengan ilmu dan malah lebih merhatiin yang lain,karena kata pepatah bersusah susah dahulu, bersenang senang kemudian.
Menuntut ilmu itu kayak Pdkt, juga ada tahapan tahapannya, tapi yang ini agak beda, khalifah Umar bin khattab menjelaskan "ilmu itu ada tiga tahapan: jika seseorang memasuki tahap pertama, dia akan sombong.Jika dia memasuki tahap kedua,ia akan tawadhu'.Dan jika memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya".karena itu, kalo ada orang yang bosan belajar, trus ditanya Bilangnya ilmunya udah banyak, husnudzan aja mungkin dia baru tahap pertama,masih level satu.
Yang Nggak kalah penting juga ialah menghormati guru, jadi guru itu kayak ortunya ilmu gitu, makanya kalo mau dapetin anaknya, dapetin dulu hati calon mertua, perhatikan adab kita didepannya dan sabar menghadapinya, kalo nasihatnya Imam al-Syafi’e rahimahullah mengatakan dalam syairnya“Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru, sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu kerana memusuhinya.” ya kalo ortunya nggak setuju kan susah, ye nggak,.
Yang nama-nya 'gebetan' kalo mau dijaga ya dengan menghalalkan.Nah bagi para penuntut ilmu siap nggak mulai sekarang melanjutkan hubungan dengan si 'ilmu' ke jenjang yang lebih serius?.
keep on ya
BalasHapusIya bang
Hapus